Archive | Entrepreneur RSS for this section

Go Jek vs Grab Bike

Iseng2 bereksperimen nyoba dua start up dgn industri yg sama : go Jek vs grab bike.

Go Jek : promo delivery makanan dgn radius tertentu dr wilayah pemesan

Grab bike : promo goceng dari dan ke seluruh area Jakarta

Utk kesopanan menang go Jek abang ny lbh dididik atau emang kebetulan dpt yg sopan. Mulai dr nelp mengucapkan salam dan memperkenalkan diri. Selamat malam dgn bapak Alvian saya…  Dari gojek. Sedangkan grab bike. Boss sy sdh di depan itu jg via sms. Kl go Jek di telp lgs.

Utk harga menang grab bike per km 3000 dgn basic fare 25000 utk 6 km pertama, sedangkan go Jek 4000 per km tambahan.

Utk potongan fee go Jek 20% dan grab bike 10% dr total cost. Tp mgkin k abang Ojek ny akan ttp sama krn memang tarif go Jek lbh mahal.

Tp ada cerita menarik di balik itu semua. Ada hal yg emang di bantu oleh dua start up ini. Ide iseng mewawancarai tukang ojek di jalan.

Gw: kenapa gabung di sini bang? Bukannya tarif ny enakan sendiri bs nembak sesuka hati?
Ojek : iye emang begitu sbnrnya misal dr Kuningan k Condet bs aja nembak 100rb kl sore macet. Cuma itu kn ga continue sedangkan kalo kt gabung di sini kt bs dpt banyak order. Sebenernya kt Cm dbantu aja dipertemukan dgn konsumen dan ttp bs ngojek reguler di lokasi kita. Walau tarif lbh murah yg penting kt ttp dpt untung. Trus jg ada mekanisme misal dlm sehari kt narik 5 penumpang kt bakal dpt insentif 50.000. Malah sy bingung ini untung nya dari mana? – tukang ojek

Gw : Pertanyaan itu hp darimana bang gratis dikasih?
Ojek : Oh gak ini kita nyicil 800rb sebulan bayar 70rb Android. Tp kasian Ojek yg akik akik kaga pernah dpt orderan. Abis bingung makanya.. Utak atik aja drtd ga bisa bisa.

Gw : terus misalnya ada yg order yg dtg itu yg duluan konfirm atau gimana?
Ojek : Oh ya jd kt nanti dpt notifikasi kayak sms aja bunyi terus isinya dari mana ke mana sm Info pemesan terus harga nya berapa. Kalau mau tinggal Ok terus nanti aplikasi sistem yg tentukan yg paling deket dari lokasi pemesan. Kan konsumen butuh yg just in time

Gw : pinter bgt bang ngomong nya just in time. Diajarin di grab bike
Ojek : Haha. Bisa aja. Ini mangkal di Kuningan. Jd pintar kebanyakan gaul sm org kantor.

Tetiba sampai di lokasi tujuan.

TFL (The Future Leader) angkatan 7 PPM School of Management

PPM THE FUTURE LEADER 7: Beasiswa Penuh untuk Calon Pemimpin Masa Depan Bangsa

Sebagai pelopor pendidikan manajemen di Indonesia, PPM Manajemen selalu berupaya memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan dunia manajemen dan bisnis di Indonesia. Kontribusi positif yang diberikan tidak hanya melalui program konsultansi dan pelatihan manajemen, tetapi juga melalui program pendidikan sarjana dan pasca sarjana manajemen.

Sejak tahun 1967 silam, PPM Manajemen telah dipercaya untuk menyelenggarakan program pendidikan magister manajemen bagi anak bangsa. Bahkan PPM Manajemen dikenal sebagai lembaga pertama yang menyelenggarakan program pendidikan magister manajemen di negeri ini. Tentu saja itu menjadi sebuah kebanggaan karena hingga saat ini PPM Manajemen masih tetap konsisten dalam memberikan pendidikan manajemen terbaik bagi bangsa Indonesia.

Sebagai wujud kontribusi bagi negara, PPM Manajemen kembali membuka kesempatan bagi putra-putri terbaik bangsa untuk mengikuti program pendidikan pascasarjana (S2) magister manajemen di PPM School of Management (PPM SoM) secara gratis, melalui program beasiswa Prof. A.M. Kadarman program atau biasa dikenal “The Future Leader”.

The Future Leader merupakan sebuah inisiatif dari PPM Manajemen untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia khususnya pada bidang Ilmu Manajemen. Program beasiswa ini sudah berjalan selama enam tahun dan telah menelurkan alumni yang sukses berkiprah di dunia bisnis dan manajemen Indonesia. Tahun ini, The Future Leader kembali hadir untuk kali ketujuh dengan menawarkan 10 paket beasiswa.

Para peraih beasiswa program The Future Leader ini memperoleh beasiswa senilai Rp. 109.000.000 per orang. Beasiswa ini meliputi pembebasan biaya perkuliahan selama masa pendidikan (18 bulan), gratis biaya buku dan modul perkuliahan, uang saku sebesar Rp. 1.000.000/bulan selama program pendidikan, dan juga kesempatan berkarir di PPM Manajemen dengan mengikuti program on the job training selama satu tahun.

Dan tentu saja akan belajar di PPM SoM demi mengejar gelar MM dengan mengikuti program perkuliahan kelas Wijawiyata Manajemen angkatan 73. Wijawiyata Manajemen itu sendiri merupakan program MM kelas reguler yang dimiliki oleh PPM SoM, disamping program MM non regular yakni kelas MM Eksekutif dan MM Eksekutif Muda.

Selama ajang ini berlangsung kompetensi para peserta dikembangkan, baik hard competencies maupun soft competencies mereka, yang meliputi decision making, thinking skill, english skill, management and business knowledge, self confidence, relationship building, passion for growth, team leadership, dan decisivenes. Pada akhirnya PPM SoM berharap melalui ajang ini akan menjaring calon pemimpin bisnis yang berprestasi dan kurang mampu secara ekonomi, khususnya dari daerah-daerah di Indonesia, yang akan dikembangkan melalui program Magister Manajemen Wijawiyata Manajemen.

Berikut adalah Para Peraih Beasiswa AM Kadarman ‘The Future Leader 7’ :

21208_727892420658470_4364971577428452807_n

1. Alvian Chris Pradana (Institut Teknologi Bandung)

2. Fitria Karlina (Universitas Parahyangan)

3. Maryati (Nanyang Technology University)

4. Yahya Tamrin (Universitas Andalas)

5. Iqbal Fitrah Hanif (Universitas Indonesia)

6. Cicilia Anisa Widyadari (Universitas Parahyangan)

7. Dwi Putra Apri Setia Nugraha (Universitas Komputer Indonesia)

8. Nur Azizah Fadhilah (Universitas Paramadina)

9. Antony Hong (The London School of Public Relations)

10. Stefania Anggita Nugrawidi (Universitas Indonesia)

Pada Graduation Night tahun ini TFL 7 mengangkat tema “Appreciating Process Will Take You Far” yang diharapkan mampu memantik emosional yang mendalam dari para peserta dan tamu undangan yang hadir. Sebagai guest speaker RJ Lino – Direktur Utama Pelindo II/ IPC memaparkan hal-hal seperti : Mengapresiasi suatu proses; Optimis; Having great passion in whatever we do; Accepting challenges; Not afraid in failure; Leadership, dalam membangun IPC sungguh pelajaran yang sangat berharga untuk disimak.

PPM SoM pencetak the future leader of Indonesia!

sumber : http://ppm-manajemen.ac.id/ppm-the-future-leader-7-beasiswa-penuh-untuk-calon-pemimpin-masa-depan/#sthash.UDJFyGvo.dpuf

Cashless

Cashless, kata-kata ini dipopulerkan oleh penjaga loket transjakarta beberapa waktu lalu. Ceritanya saya hendak menggunakan transjakarta koridor PGC-Ancol untuk menuju stasiun Senen. Ketika mau membayar penjaga mengatakan bahwa tidak dapat lagi menggunakan uang tunai sekarang harus menggunakan kartu era cashless mas katanya. Akhirnya saya terpaksa membeli sebuah kartu flazz BCA dengan harga 40.000 dan isi saldo 20.000. Padahal katanya kalau saya beli ketika promo harganya menjadi 20.000, sudahlah bukan jodoh.

20140828_215405

Sejak tahun 2010 pemerintah melalui Bank INdonesia telah menetapkan program menggunakan uang non tunai karena dinilai memiliki banyak sekali keunggulan. Hal ini diperkuat pula dengan PP Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik dalam Layanan Keuangan Digital. PP ini mengatur mengenai soal penyelenggaraan sistem elektronik, penyelenggara agen elektronik, penyelenggaraan transaksi elektronik, tanda tangan elektronik, penyelenggaraan sertifikasi elektronik, lembaga sertifikasi keandalan, dan pengelolaan nama domain.

Kenapa harus Cashless?

Transaksi non tunai dinilai dapat mengurangi beban bank sentral dalam mencetak uang dan memermudah pengendalian uang tunai yang tersebar, Hal ini pun mendukung transparansi dan akuntabel dalam kegiatan perputaran uang sehari-hari sehingga mengurangi transaksi gelap seperti korupsi, suap dll. Uang pun dinilai sebagai musuh bank karena harus dihitung secara manual dan penuh risiko salah hitung. Anggaran pencetakan uang merupakan nomor 2 setelah anggaran operasi moneter BI.

Menjadi cashless society.

Golongan menengah sekarang pun mulai nyaman melakukan kegiatan jual beli dengan kartu, entah itu ATM, kartu kredit, mobile banking, atau emoney. Menurut laporan survei CMCS untuk belanja online, kian siknifikan konsumen kelas menengah kita yang menggunakan kartu debit (24%), internet banking (23%), dan  kartu kredit (13%). Untuk keperluan makan di luar rumah, cukup besar mereka yang menggunakan kartu debit (21%) dan kartu kredit (14%). Sementara untuk berbagai tagihan (listrik, air, telepon, TV kabel, dll.) mereka juga mulai convenient menggunakan kartu debit (25%), kartu kredit (10%), dan internet banking (8%). Setelah saya mencoba menggunakan (user experienced) untuk naik Transjakarta, KRL, dan membayar parkir ternyata memang lebih nyaman juga ya tinggal tap langsung jalan. Namun ada beberapa hal yang harus dicermati yaitu mental keterpisahan ketika melakukan transaksi karena antara mengisi saldo/membayar tagihan dan mendapatkan barang tidak dalam waktu yang bersamaan kita harus rajin-rajin mengecek bahwa uang yang kita keluarkan adalah uang yang masuk ke cashflow kita pribadi di bulan itu sehingga neraca keuangan tetap sehat. Dan juga untuk penggunaan emoney sendiri saldo maksimal adalah satu juta rupiah dengan risiko apabila kartu hilang maka saldo hilang. Untuk bertransaksi, cukup menempelkan kartu pada mesin reader dan transaksi pun selesai. Tidak perlu PIN, tandatangan dan bisa dipindahtangankan. Tidak seperti ATM yang dapat di blokir dan saldo kita tetap aman. Untuk itu penggunaaan Emoney memang sangat spesifik untuk membayar transjakarta, KRL, parkir dan tol misalnya budget sekian. Jadi tidak boleh ada pengisian saldo dua kali dalam sebulan. Hal ini sekedar saran agar pengontrolan budgeting lebih ketat. Maklum saya pernah mengambil mata kuliah Financial Planning dulu. hehe

Perang Emoney Market

emoney2850me187567_620

Sedikit saya ingin bahas mengenai beberapa kompetisi di pasar Emoney dan peluangnya ke depan. Setiap bank pada dasarnya akan mengeluarkan series mengenai bentuk emoney. BCA sebagai pelopor mengeluarkan flazz sejak lama. Tidak tahu persisnya kapan tapi sejak saya SMA kelas 2 tahun 2007 banyak restoran yang menawarkan pembayaran dengan flazz BCA. Lalu Bank Mandiri pun memiliki emoney yang sekarang makin komprehensif karena dengan satu kartu dapat menikmati berbagai layanan mulai dari transportasi, hiburan, makan, dan belanja. Dengan arus gaya muda emoney mandiri pun tidak hanya menawarkan bentuk kartu tapi juga berupa gelang. Tawaran diskon nya pun bermacam-macam beberapa hari lalu Mandiri dan BRI mengeluarkan promo diskon Rp. 1, untuk KRL. Perang ini akan terus memanas seiring dengan tumbuhnya pengguna emoney di Indonesia. Dengan kerjasama merchant yang lebih luas tentunya. Akan banyak peluang ke depan dengan format emoney ini, seperti kerjasama dengan kampanye/public figure mengenai desain kartu nya. Bayangkan emoney mengeluarkan edisi khusus JKT48 bisa dipastikan WOTTA akan membeli nya dengan berebut, atau kerjasama dengan event-event lainnya misal dengan komunitas Instagram, pecinta olahraga, pecinta kartun. Masyarakat pun bisa di dorong dengan pembatasan penggunaan uang tunai di event tersebut. Untuk segala transaksi harus menggunakan emoney. Selain itu dapat pula bekerjasama partnership dengan para operator di Indonesia. Karena di Indonesia belum menggunakan NFC secara masal padahal device hp saat ini sudah mensupport penggunaan emoney.

5 Simple Steps from Instant Cashflow Book

Apa parameter bisnis yang baik? Bisnis yang baik adalah bisnis yang dimulai. Itu satu poin yang perlu digarisbawahi karena sebaik-baik apapun sebuah ide bisnis tidak lebih baik daripada bisnis yang sudah dimulai. Lalu apakah kita/investor akan berinvestasi pada bisnis yang sudah dimulai. Belum tentu. Setelah bisnis itu dimulai kita harus melihat apakah bisnis itu menguntungkan atau tidak. Keuntungan (profit) adalah hal mutlak dalam bisnis. Untuk dapat bertahan hidup perlu uang yang berputar. Keuntungan yang didapat digunakan untuk membayar sewa, gaji pegawai, transportasi dan listrik, serta kebutuhan lain-lain. Profit layaknya oksigen bagi tubuh. Apabila oksigen tidak lancar maka akan ada fungsi-fungsi organ yang terganggu.

Pada saat pertemuan pertama mentoring TDA bulan ini, kelompok mentor kami membahas sedikit mengenai summary buku Instant Cashflow – Bradley J Sugars. Kuliah singkat ini membahas sedikit dari buku ini, saya pun belum membaca isi bukunya tapi buku ini sudah dua kali direkomendasikan oleh para pebisnis, bahkan ada yang mengatakan ini kitab wajib yang harus dimiliki oleh pengusaha.
Lima langkah singkat dalam buku itu adalah sebagai berikut:

20140115-221312.jpg

1. Profit (keuntungan)
Profit adalah hal mutlak. Profit didapat dari margin total pendapatan/omzet – total expense/pengeluaran termasuk biaya produksi apabila produk, gaji, pajak, listrik, sewa. Selisih ini lah yang menentukan apakah bisnis ini bagus atau tidak. Semakin besar persentase profit dibanding revenue semakin bagus bisnis itu untuk berkembang.

2. Revenue (omzet)
Di awal-awal usaha banyak orang yang mengatakan yang penting kejar dulu omzet. Mengapa demikian karena semakin besar omzet semakin besar peluang untuk memperbesar profit. Kita bisa melakukan efisiensi agar persentasi perbandingan margin profit dan revenue lebih efisien. Revenue ditentukan oleh jumlah sales x volume. Semakin banyak kuantitas yang terjual omzet akan semakin meningkat.

3. Sales (penjualan)
Penjualan didapat dari konsumen/buyer. Semakin banyak buyer semakin besar peluang sales meningkat. Apalagi satu buyer yang menjadi pelanggan tetap. Banyak strategi yang dapat digunakan untuk menambah jumlah sales, salah satunya program untuk buyer lama, strategi menangkap buyer baru.

4. Buyer (pembeli)
Buyer didapat dari konversi leads yang ada. Semakin banyak calon pembeli yang dapat kita konversikan menjadi pembeli akan semakin bagus. Dibutuhkan pendekatan yang tepat sasaran dalam hal ini, strategi dari orang di level awareness menjadi deal to buy.

5. Leads (calon pembeli)
Ini adalah langkah yang menentukan no 1-4 sebelumnya. Define ur target market. Semua yang masuk wilayah target market harus diubah menjadi buyer. Cara -cara prospek tentu bermacam-macam jenisnya. Di buku ini katanya cukup lengkap.

Dan yang terakhir silahkan dibaca buku ini, saya juga belum baca soalnya. Dan jangan lupa untuk terus mengetes dan mengukur semua metode marketing. Harus inti dari marketing action adalah testing and measuring.

Reksadana Pertama Gueee!! — Cara-Cara Berinvestasi di Reksadana.

here they are some introductions about investing

Ngobrol Asik Bareng Rangga Umara – Lele Lela

Di weekend penuh ceria kali ini saya sharing sedikit dari yang didapat, especially untuk para penggiat bisnis kuliner di Indonesia. Semoga yang sedikit ini bisa bermakna banyak 🙂 enjooyyy!

Sebelumnya udah pada baca buku Dream Book – Rangga Umara? Untuk yang belum baca saya sarankan baca dulu deh buku ini. Buku ini bisa didapat sambil makan di Pecel Lele Lela nya langsung kok. Sambil makan sambil baca bukunya biar tahu gimana nih cerita tiap lele yang kita makan bukan lele sembarangan. Tapi sudah melalui proses perjuangan yang luar biasa! Sedaap.

Pada tanggal 23 September 2013 saya dan sekelompok teman-teman dari Ecamp mendapat kesempatan untuk berdiskusi dengan Rangga Umara (Owner Pecel Lele Lela) di Lela Kalimalang alias pusat nya. Acara berlangsung dengan tanya jawab langsung jadi bukan seperti seminar ya ngobrol2 aja seperti judul tulisan ini “ngobrol asik”

Sedikit tentang Lela, Lela yang mengambil tagline (lebih laku) yang bisa juga lebih langsing, lebih laris, lebih la

 

1. We create brand not products

Lela ini kan membuka francise juga. Banyak orang yang bercita-cita membuka franchise atau cabang tapi pernah kepikiran ga sih untuk merahasiakan resep. Berhubung salah satu key features dari bisnis makanan adalah rasa jadi gimana nih tips n trick lele dalam menjaga resep agar tidak dicopy? Atau bagaimana sistem kerjanya dengan mitra yang mau buka lela. Mungkin banyak orang yang mau menanyakan hal yang sama.

Tapi tahukah engkau dalam bisnis makanan semua hal itu sangat mudah ditiru. Rahasia dapur itu mah ga perlu ditakuti. Siapa sih orang di dunia ini yang gabisa goreng lele, atau mungkin banyak orang yang bisa bikin lele lebih enak daripada lele lela. Tapi mengapa pada akhirnya orang tetap tahu lele lela dan terus membeli lela karena kita bisnis itu bukan membangun produk tapi membangun brand. Contoh kasus nya gini : Kita semua tahu KFC dan pernah makan KFC tapi kalau misalnya ada kardus KFC tapi isinya ayam sabana kira-kira berapa sih orang yang bakal sadar kalau ini bukan ayam KFC. Rasanya akan sangat sulit karena toh sama-sama enak. Tapi kenapa orang menganggap harga KFC itu harus lebih mahal dari Sabana. Ya kira-kira jawabannya merek. Karena kalau kita mau berpikir panjang ke depan, bisnis yang jangka panjang kita harus membangun brand – nya bukan produknya. Kalau dalam bisnis kuliner copy mengcopy itu terlalu mudah karena makanan sangat sulit. Ada pertanyaan dari teman saya dari bisnis makanan itu mending jadi follower atau trendsetter? Kira-kira brand ini yang menjawab kita boleh jual produk yang sama tapi brand yang berbeda akan memberikan efek yang berbeda. Jangan menjual produk saja tapi sertakan brand.

 

2. Belajar berenang dari tempat dangkal

Seperti orang berenang, kita mulai dulu aja di kolam yang dangkal jangan tiba-tiba masuk ke laut bisa tenggelam lalu mati kita. Jadi hal pertama kuasai pasar-pasar di arena yang kecil. Kunci dari bisnis itu bisa maju / tidak adalah ketika kita mampu “beradaptasi dengan pasar”. Beradaptasi disini bisa diartikan semakin cepat kita mengerti semakin cepat kita maju. Siapa sih orang yang mau beli produk kita terus apa sih yang mereka ketahui tentang informasi produk kita, misal harga, info, rasa itu semua harus mampu dijelaskan ke market kita. Kalau sudah berhasil berarti kita sudah mampu memahami pasar kita. Untuk mengetes hal itu bisa dimulai dari event-event/bazaar. Dalam suatu arena bazar dengan persaingan yang ada. Biasanya dalam suatu bazar semua orang mencoba menawarkan produk yang sejenis. Nah kemampuan kita untuk memahami pasar diuji disini, bagaimana hanya dalam waktu 10 detik orang mau menghampiri kita/tidak. Setelah itu akan banyak feedback yang bisa kita terima misalnya ternyata pasar belum mengetahui manfaat produk kita, belum cukup menarik untuk. Inti dari Branding adalah sesuatu yang mengganggu pasar, bermakna jelas dan mengganggu pikiran. Branding adalah keterlihatan, keterdengaran. Jadi apabila kita mampu menarik di pasar yang kecil / Bazaar bisa dipastikan kita mampu memodelkan untuk tempat yang lebih luas. Kunci dari bisnis kuliner itu ada pada tiga hal, yaitu : lokasi, lokasi, lokasi.

Bazaar memang menarik untuk dibahas, mungkin next time mau nulis lebih detail dengan yang satu ini karena banyak orang yang diuntungkan atau bisnis yang laku keras karena sering ikut bazar. Salah satu metode dongkrak omzet. Singkatnya bazaar bisa jadi media latihan untuk mengenali market kita dan tahu bagaimana metode komunikasi kita terhadap konsumen sudah cukup baik/belum. Sering datang bazar lihat bagaimana mendisplay sebuah produk agar menarik, apa saja yang dibawa ketika bazaar, bagaimana manfaat sebuah produk dapat langsung ditangkap konsumen dalam waktu yang relatif singkat. Cara tercepat memahami pasar adalah mengkomunikasikannya dan meminta feedback, karena penyempurnaan berjalan dengan proses jangan takut diskusi, dikritik dan menerima saran.

 

3. Belajarlah dari Role Model

Kita harus punya rolemodel dalam bekerja apalagi dalam berbisnis.Tidak ada yang instan yang ada percepatan, dan percepatan itu bisa diciptakan ketika kita tahu model yang tepat. Pick one yang usahanya sejenis memiliki sistem yang baik lalu kita jadikan motivasi untuk bisa jadi lebih baik. Model Lele Lela itu adalah KFC tapi logonya terinspirasi dari Starbucks intinya ingin Lele ada dimana-mana.

4. Strategi dan Management Pengelolaan

Terkait dengan menu-menu baru yang inovasi misalnya lele daun sirih (ini ga ada di buku menu – cuma contoh khayalan) banyak orang terjebak sama produk baru lebih inovasi dan membuat orang mau mencoba tapi setelah itu sudah tidak beli lagi. Memang itulah kesulitan untuk produk-produk yang baru tidak common bagi orang-orang. Kalau mau jualan barang yang baru biasanya ambil marketnya di atas harga mahal tapi kalau mau jual barang yang biasa jual murah main di volume. Tapi kita harus membuat konsumen lebih mudah menerima, semakin cepat pasar menerima semakin ringan bebannya karena kita berkompetisi sama waktu. Kita bisa belajar dari Es Teler 77 dan KFC. Namanya Es teler tapi jualannya kan gak cuma es, ya nasi goreng, ayam, apapun dijual. Begitu juga dengan KFC brandnya memang ayam tapi yakiniku, spageti, es krim. Yang terpenting adalah kita memberikan pintu masuk kepada konsumen untuk mereka lebih mudah tahu untuk produk baru tersebut. Seperti lela yang di persepsikan dengan lele nya namun juga menawarkan menu-menu lainnya. Setelah itu apabila menu tersebut memang tidak bagus penjualannya kita bisa track dari hasil sales dan di revisi. Sebaiknya membuat kalender setahun menu-menu apa yang akan ditampilkan karena segala perubahan di mata konsumen amat penting, permainan display disini perlu diperhatikan agar tidak membosankan.

Salah satu aspek penting dalam bisnis juga terkait sumber daya manusia. Di awal-awal bisnis seringkali kita mengurus segalanya sendirian tapi semakin membesarnya usaha kita semakin pula rumit deskripsi kerja yang harus kita buat. Kalau dulu cuma satu cabang dikelola sendiri bisa, tapi bagaimana kalau punya 5 cabang, bagaimana kalau 5 di pulau yang berbeda, itu baru lima. Gimana kalau seratus, gimana kalau laku keras, terus ada di setiap negara. Nah ternyata ada hal yang kita harus bagikan juga yaitu sharing. Kalau kita mau berpikir besar jangan sendirian. Bagi-bagi beban. Kebanyakan pengusaha tidak mau membayar orang untuk mengerjakan tugas lain, misal untuk bayar akuntan sebulan lima juta masih banyak yang berpikir mending diurus sendiri deh sayang juga lima juta. Tapi sebenarnya dengan kita dibantu akuntan beban kita berkurang, waktu kita lebih luang jadi sama-sama membantu. Kalau belum mampu menggaji yang sebesar itu, ya kita sharing saja sharedholder misalnya untuk orang yang sama-sama membesarkan usaha kita. Untuk bisa besar kita perlu teamwork bukan superman. Hal berikutnya yang sering terjadi dalam manajemen SDM adalah turnover yang tinggi terutama pada karyawan yang masih muda dan bekerja di UKM yang belum menerima upah UMR. Beberapa hal yang harus diperhatikan dan menjadi domain kita adalah berikan jobdescription yang jelas jangan berbagai peran kita tumpahkan pada dia, lingkungan kerja yang memadai seperti briefing rutin, buat post it divisi, visi misi.

Dalam bisnis kuliner kita perlu perhatikan sustainability dibanding profit seketika, rumusnya omzet dulu tingkatkan, jangan pikirkan dulu profit, setelah itu baru pikirin profit dan bangun sistem. Tips berikutnya adalah jangan fokus main ke retail saja tapi cobalah masuk ke yang lebih besar misalnya industri ke hulu hilirnya agar bisa membuat impact yang lebih besar.

Genggong: The very best travel mates

And here are my traveller soulmate..
Febry Fawzi is one of the best traveller ive known since SHS. He is passionate with it and live within it! Travelling is like his breath.

Grand Seminar ITB Entrepreneurship Challenge 2013

baligo highres resize

Acara yang merupakan salah satu rangkaian acara IEC ITB 2013 adalah seminar berskala nasional yang bertujuan memberikan pengetahuan dan menumbuhkan semangat entrepreneur kepada mahasiswa dan masyarakat umum untuk memperluas pandangan tentang  entrepreneur, manfaat dan pentingnya entrepreneur dalam perekonomian bangsa.

Hari, Tanggal                              : Sabtu, 9 Februari 2013

Waktu                                           : 07.30 s.d. 17.00

Tempat                                        : Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung.

 

Seminar ini akan dibagi menjadi empat sesi penuh inspirasi:

  • Keynote Speaker :
  1. Jusuf Kalla – Ketua PMI
  2. Hatta Radjasa — Menteri Koordinator Perekonomian RI

Mereka akan berbicara tentang pentingnya entrepreneurship untuk bangsa,

 

  • Sesi I menghadirkan :
  1. Betty Alisjahbana – Owner QB International Leadeship Center
  2. Arief Yahya – Direktur Utama Telkom
  3. Indra Utoyo – Direktur IT Telkom

Mereka akan berbagi pengalaman bagaimana membangun suatu usaha dari nol hingga menjadi besar

  • Sesi II menghadirkan 4 pengusaha muda:
  1. Danny Oei – CEO MCM Group
  2. Dondi Hananto – Founder PT Kinara Indonesia
  3. Aldi Haryopratomo – Winner of Pitch for Change USA
  4. Paramitha Indah – Ketua HIPMI Bandung

Mereka akan berbagi mengenai pengalaman mereka merintis usaha sejak muda

  • Sesi III menghadirkan :
  1. Indra Prastomiyono – Direktur PT MNC Group
  2. Edy Putra Irawady — Deputi IV Menko Perekonomian RI Bidang Perindustrian & Perdagangan
  3. Muhammad Yusrizki – Presiden Direktur PT Amandana Parteners Indonesia
  4. Hiramsjah Thaib – CEO dan President Director PT Bakrieland Development Tbk

Yang berbekal pengalamannya akan memotivasi kalian menjadi pemimpin yang baik dalam menjalankan usaha yang dirintis.

Turut pula akan menghadirkan sebagai moderator talkshow :

  1. Goris Mustaqim
  2. A. Renard Widarto
  3. Gilang Ayunda

Dan untuk lebih memeriahkan acara, turut pula menghadirkan guest star : Tulus

Tiket dapat diperoleh di :

Offline : 21 Januari 2013 –  7 Februari 2013 @ Boulevard ITB

Online : 14 Januari 2013 – 7 Februari 2013

Tatacara pembelian tiket online bisa dilihat di http://iecitb2013.com/ticketing

 

Harga tiket :

Rp 35.000 untuk mahasiswa ITB

Rp 40.000 untuk Umum

 

Tersedia juga tiket On The Spot. Untuk info lebih lanjut :

Cantya (087771266892)

Frilla (085861209073)

Atau follow kami di @IECITB2013 dan kunjungi website kami di www.iecitb2013.com

Sociopreneur, makhluk apa itu?

Belakangan ini marak istilah baru dalam dunia entrepreneur, yaitu social entrepreneur (pelaku) atau social entreprise (bentuk usahanya). Benda apa sebenarnya social entrepreneur itu? Apakah selalu kaitannya dengan pengembangan masyarakat? Apakah kasus CSR sebuah perusahaan bisa dikatakan sociopreneur? Semoga ulasan berikut bisa menjawab kebingungan dan pertanyaan itu semua. Menurut Suresh Fernando’s definition about Social entrepreneurs:

  1. are change agents
  2. hold bold visions
  3. address the causes of problems, not symptoms
  4. seek to create systemic change
  5. adopt a mission based on their vision
  6. relentlessly pursue new possibilities
  7. are engaged in process of learning and improving
  8. treat failure as a learning experience
  9. act boldly despite limitations
  10. exhibit a heightened sense of accountability

Masih terasa normatif? Atau ada yang bilang (dalam hati) itu mah ga usah social entrepreneur semua sifat terpuji kayak gitu semua orang juga harus punya. Mari kita cek lagi ke definisi lain. Sebenarnya menurut pengalaman saya ikutan acara workshop social entrepreneur yang diadakan AKSI (asosiasi kewirausahaan sosial indonesia) social entrepreneur itu ya entrepreneur cuma bedanya tujuan utamanya adalah menyelesaikan masalah sosial. Jadi secara tujuan dibentuknya perusahaan ini adalah menyelesaikan masalah sosial. Setiap orang yang ingin terlibat atau menjadi wirausaha sosial menurut saya it is a calling, being part of solution. Kebanyakan wirausaha sosial punya ketertarikan yang kuat dengan komunitas / lingkungannya (Buku : Pemuda Membangun Bangsa dari Desa)

Posisi sociopreneur lebih mudah untuk dilihat dengan gambar berikut. Gambar berikut merupakan tipologi yang dijelaskan oleh Alter dalam spektrum nya :

image

Kegiatan paling kiri – traditional non profit merupakan kegiatan yang full sosial. Aktivitas sosial seperti panti asuhan bisa dikategorikan dengan yang paling kiri, sedangkan kegiatan non-profit seperti volunter bisa dikatagorikan di non profit income – generating activities. Semakin ke kanan semakin ada nya profit dan semakin ke kiri semakin kegiatan sosial. Dan yang paling kanan adalah bisnis murni, kegiatan yang kita kenal sehari-hari kegiatan wirausaha untuk profit. Posisi sociopreneur dalam gambar ini terletak di tengah. Semakin dia ada di tengah ia semakin baik untuk dikategorikan sociopreneur.

Agar lebih mudah dimengerti Alter membedakan kegiatan itu sociopreneur atau kegiatan sosial murni atau bisnis profit murni dilihat dari tiga pendekatan:

1. Tujuannya : apakah bisnis itu tujuan utamanya untuk menciptakan keuntungan sosial atau keuntungan sosial diberikan setelah keuntungan itu didapat

2. Kepemilikan : sociopreneur dimiliki oleh sebuah komunitas semakin banyak yang memiliki sahamnya semakin baik

3. Proses : keuntungan langsung diberikan kepada masyarakat / sosial

Intinya wirausaha sosial (sociopreneur) adalah orang yang mengetahui atau memahami adanya masalah sosial di masyarakat, selanjutnya dengan menggunakan prinsip-prinsip kewirausahaan-mengorganisasi, mengkreasi, dan mengelola untuk membuat perubahan sosial.

social intelligence + entrepreneruship = social entrepreneur

Pemahaman yang cukup tentang dunia sosial (mapping permasalahan dan potensi) + prinsip-prinsip kewirausahaan = social entrepreneur.

Jadi sudah jelas bahwa kegiatan pengabdian masyarakat belum bisa dinyatakan social entreprise, begitupun dengan CSR sudah jelas bukan kegiatan social entreprise.

ITB Entrepreneurship Challenge 2013 Dimulai!

Indonesia Kini dan Masa Depan

Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi luar biasa, baik dalam SDM (Sumber Daya Manusia) maupun SDA (Sumber Daya Alam). Pada tahun 2010, penduduk Indonesia mencapai ±237 juta jiwa (sensus penduduk BPS 2010) menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari 10 negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Bila dibandingkan dengan Jepang yang memiliki jumlah penduduk yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia, sumber daya alam yang relatif lebih sedikit di berbagai sektor, dan keadaan geografis yang juga mirip dengan Indonesia, Jepang saat ini menjadi salah satu Negara dengan GDP tertinggi di dunia.

Faktanya, saat ini Indonesia merupakan leading importer pada urutan 14 untuk urusan otomotif dan elektronik, juga termasuk top importer untuk berbagai sektor dan komoditas lainnya padahal bahan baku di Indonesia berlimpah ruah. Indonesia sebenarnya merupakan produsen sawit dan karet terbesar di dunia, tetapi harga barang-barang tersebut tidak ditentukan di Indonesia karena Indonesia hanya mengekspor barang-barang mentah yang tidak memiliki nilai tambah. Total impor Indonesia pada tahun 2007 sebesar USD 74.473,43 juta atau meningkat 21,96% dari tahun 2006, dan pada tahun 2008 pertumbuhan impor meningkat sebesar 73,48% dengan nilai sebesar USD 129.197,31 juta. Kondisi ini menunjukkan terjadinya peningkatan impor sebesar 3,32 kali.[1]

Sekarang coba kita lihat peluang kewirausahaan di Indonesia. Kunjungan pertama Nouriel Rubini, seorang influencer terhormat di dunia perekonomian global ke Indonesia ternyata memberikan image positif tentang Indonesia terhadap komunitas investor global. Ekonomi yang dijuluki Dr. Doom ini dengan berani bertaruh untuk Indonesia ketimbang China dan secara tidak langsung mengatakan “Goodbye China, Hello Indonesia”. Dalam pembukaan Sekolah Pengusaha Muda ketiga, Bapak Hiramsyah CEO Bakrieland mengatakan bahwa Perusahaannya 50% saat ini dimiliki asing, pertumbuhan di sektor properti di Indonesia begitu diminati oleh asing. Indonesia begitu prospek sampai lima tahun ke depan. Dengan potensi jumlah penduduk yang besar begitu banyak perusahaan asing yang ingin masuk ke Indonesia karena Indonesia merupakan huge market.

Padahal potensi usia produktif di Indonesia sangat besar, usia rata-rata penduduk Indonesia berada di angkat produktif, yaitu < 30 tahun dengan pendapatan perkapita saat ini yang cukup besar untuk spending. Artinya pasar itu terbuka luas untuk dilayani di dalam negeri sendiri begitu banyak hal yang bisa dipenuhi untuk kebutuhan dalam negeri sendiri. Begitu ironis ketika saat ini kita mengimpor buah-buahan jumlahnya 55 persen dari China, menurut Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh. Masalah-masalah itu bisa saja diselesaikan apabila ada kemauan yang keras untuk bisa mandiri dan memiliki semangat entrepreneurship untuk membuat suatu hal yang baru. Kalau tidak dimulai dari sekarang maka penetrasi pasar dari luar akan menggerus dan mengeksploitasi kita secara terus menerus. Harus diakui saat ini mindset kita sudah cukup puas di fase konsumtif. Dan disinilah peran Wirausaha dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kita harus berpikir bisnis yang berorientasi ekspor dan menggantikan produk luar negeri. Sebuah bayangan yang mulia dii abad XX atau abad ekonomi, yang di ramaiakn dengan ACFTA dan perang pasar bebas yang semua serba kekuasaan materi menjadi kiblat dan raja bagi pasar dunia untuk merebut pasar di idonesia, oleh karena itu kita sebagai bangsa Indonesia harus mampu membuat produksi sendiri sehingga desa ramai dengan UKM dan tidak ada pengangguran.

 

Kewirausahaan untuk Kemandirian Bangsa

Isu entrepreneurship di Indonesia menjadi isu hangat beberapa tahun kebelakang, terlihat dari berbagai event-event yang diadakan baik di skala nasional, daerah hingga peran kampus untuk bekerja sama aktif mencetak seminimal-minimalnya 2% jumlah pengusaha. Adanya optimisme generasi muda untuk membangun semangat dan budaya entrepreneurship di Indonesia dari berbagai kalangan tua maupun muda. Secara keseluruhan, kondisi entrepreneurship Indonesia masih berada pada langkah-langkah awal pertumbuhan. Masih diperlukan semangat yang kuat untuk menciptakan para entrepreneur baru.

IEC lahir sebagai pergerakan yang merespon realitas sosial yang terjadi di masyarakat sekaligus upaya pengembangan dan peningkatan kualitas mahasiswa dalam hal kewirausahaan. Pengembangan dan peningkatan kualitas ini bertujuan terbentuknya mahasiswa yang sadar terhadap posisi, potensi, peran, dan tanggung jawabnya untuk kemudian berkontribusi pada pertumbuhan bangsa Indonesia.

Kemandirian Nasional adalah akumulasi dari setiap warganya yang sudah mandiri. Ketika setiap warga negara Indonesia sudah mandiri maka kemandirian nasional ini tercipta. Mandiri disini diartikan sebagai keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain (KBBI). Generasi wirausaha adalah generasi yang mandiri, ia merdeka atas dirinya sendiri, atas waktu yang ia miliki, atas apapun yang ia ingin lakukan. Pengusaha berkontribusi nyata bagi perekonomian membuka lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran, mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian) untuk meningkatkan produktivitas nasional.

Maka dari itu peran wirausaha sangatlah penting, apalagi jika dipadukan dengan elemen pemuda yang energik dan selalu membawa perubahan besar. Disinilah IEC hadir, sebagai bentuk investasi terhadap mahasiswa untuk menciptakan budaya kewirausahaan, memfasilitasi usaha untuk lebih berkembang dan siap berkontribusi bagi Indonesia dan dunia. Peran KM ITB haruslah menjadi leader opinion dalam isu entrepreneurship di Indonesia. Sejak tahun 2006 IEC telah hadir sebagai pelopor gerakan entrepreneurship di Indonesia dimana ketika itu belum banyak peluang untuk mahasiswa mengembangkan sisi entrepreneurshipnya, bahkan Bank Mandiri mengeluarkan program Wirausaha Muda Mandiri pada tahun 2007.

Tingginya kebutuhan dan peluang pembelajaran kewirausahaan di generasi mua menjadi tuntutan saat ini. Kerjasama berbagai lapisan untuk mencetak pengusaha-pengusaha muda telah banyak dilakukan. Baik dari pemerintah, swasta, alumni, dan kampus.

Pemerintah:

1. Pekan Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan

2. Pengembangan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW).

Program kewirausahaan yang digagas pendidikan tinggi (Dikti) melalui Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti saat itu (juli 2009). Dimana implementasi dari program ini adalah Dikti memberikan alokasi dana (modal) dalam bentuk subsidi untuk mahasiswa yang mempunyai usaha atau rencana usaha. Namun mengingat keterbatasan dana, program dari pemerintah ini “dilombakan” melalui proposal yang harus dikirimkan oleh mahasiswa dan perguruan tinggi yang berminat, sehingga memang presentasinya sangat kecil untuk mengakomodir mayoritas perguruan tinggi swasta yang begitu banyak.

3. Entrepreneurship Priority. Perguruan tinggi di Indonesia meskipun ketinggalan, sudah mulai sadar akan pentingnya kewirausahaan dikampus dan menjadikan mata kuliah kewirausahaan sebagai hal terpenting yang harus diberikan kepada mahasiswa.

4. Pendirian Pusat kewirusahaan di Kampus seperti BSI Entrepreneruship Center (BEC) di BSI, Pusat Inkubator Bisnis ITB, Koperasi kesejahteraan Mahasiswa (KOKESMA) ITB, Community Business and Entrepreneurship Development (CDED) di STMB Telkom, Community Entrepreneur Program (CEP) UGM, Center for Entrepreneurship Development and Studies (CEDS) di UI, UKM Center di FEUI, Center for Entrepreneurship, Change, and Third Sector (CECT) di Universitas Tri Sakti, Binus Entrepreneurship Center (BEC) di Binus, dan banyak lagi. Melalui pusat kewirausahaan kampus banyak kegiatan yang dilaksanakan seperti seminar, talkshow, short course, loka karya, workshop, praktek usaha, kerjasama usaha, Entrepreneurship Expo, Entrepreneurship Challange dll.

Swasta

1. Program Wirausaha Mandiri Untuk Mahasiswa. “Jakarta (ANTARA News) – Peserta kompetisi wirausaha mandiri yang diselenggarakan PT.Bank Mandiri Tbk pada 2010 hingga saat ini mencapai 3.395 mahasiswa dan jumlah ini meningkat dibandingkan 2009 yang hanya mencapai 1.706 peserta. Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Pahala N Mansury saat ditemui di Jakarta, Minggu, mengatakan, hal tersebut menunjukkan minat generasi muda untuk berwirausaha semakin meningkat. Pada penyelenggaraan 2010, pelatihan kewirausahaan tidak hanya diberikan kepada mahasiswa namun juga dosen untuk memperdalam pemahaman terhadap materi modul kewirausahaan sehingga menjadi referensi pengajaran mata kuliah di perguruan tinggi. Saat ini, modul kewirausahaan tersebut digunakan 264 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, setelah dilakukan sosialisasi pada 13 kota dan diikuti oleh 1.265 dosen perguruan tinggi negeri dan swasta. Program Wirausaha Mandiri ini merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan yang difokuskan pada bidang kewirausahaan dan pendidikan sejak 2007.(*) (T.S034/S006/R009) (judul berita : Peserta Wirausaha Mandiri 2010 Capai 3.395 Mahasisw,a Minggu, 9 Januari 2011 23:19 WIB | 1264 Views, terdapat pada situs : http://www.antaranews.com/berita, diakses pada 1 mei 2011)

Kebutuhan wadah untuk aktualisasi diri terhadap kewirausahaan memang begitu tinggi, telah banyak orang-orang yang berminat untuk berwirausaha tapi tidak sedikit yang mengalami kesulitan untuk memulai. Kebanyakan kebingungan untuk melakukan langkah-langkah. Sebagai perbandingan:

image

1. Ketertarikan mendaftar di Sekolah Pengusaha Muda

 

Jumlah Peserta

Jumlah Pendaftar

SPM Angkatan 1

44

70

SPM Angkatan 2

46

96

SPM Angkatan 3

71

400

2. Proposal IEC

Tahun

Proposal Masuk

2006

 

2007

 

2008

 

2009

 

2010

400

2011

670


Konsep IEC 2013

KEVIN06

Keadaan Bangsa Indonesia saat ini, dengan tingginya angka pengangguran dan kemiskinan yang demikian tinggi, tentunya sangat memprihatinkan. Di tengah – tengah keadaan tersebut, tentunya selalu muncul harapan dan cita – cita untuk kita dapat keluar dari segala krisis tersebut, bahkan nantinya dapat menjadi suatu ‘turning point’ dari bangsa kita untuk dapat menjadi sebuah bangsa yang mandiri IEC lahir sebagai pergerakan yang merespon realitas sosial yang terjadi di masyarakat sekaligus upaya pengembangan dan peningkatan kualitas mahasiswa dalam hal kewirausahaan. Pengembangan dan peningkatan kualitas ini bertujuan terbentuknya mahasiswa yang sadar terhadap posisi, potensi, peran, dan tanggung jawabnya untuk kemudian berkontribusi pada pertumbuhan bangsa Indonesia.

IEC 2013 diarahkan untuk membangun gerakan entrepreneurship mahasiswa yang kontributif dan inspiratif. Gerakan yang dapat menumbuhkan semangat kewirausahaan di generasi muda (mahasiswa) memfasilitasi mahasiswa yang memiliki ketertarikan dan telah memulai berwirausaha untuk dapat menjadi garda terdepan pembawa perubahan. Menjadi pengusaha yang lebih cakap, mapan, mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dan berkontribusi untuk menyelesaikan permasalahan bangsa. Yang berujung pada inspirasi manfaat dan perubahan di Indonesia. IEC hadir untuk mewujudkan mimpi utama kami untuk mencetak masyarakat pascakampus yang unggul dan optimis yang tidak hanya dapat menjadi solusi bagi bangsa ini, akan tetapi dapat berperan penting dalam masyarakat global. Di tahun 2011, IEC ITB berhasil mematangkan konsep business plan menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

1. Workshop dan Roadshow

2. Tahap Submission dengan total 670 proposal masuk

3. Seminar Nasional

4. Tahap Penjurian sampai 20 besar

5. E-camp

6. Tahap Penjurian sampai 10 besar

7. Skill Business Challenge

8. Gala Dinner

IEC ITB 2013 merupakan penyempurnaan konsep dari IEC sebelumnya. IEC 2011 sukses membungkus gerakan entrepreneurship di Indonesia, menjadi Indonesia’s Leading Business Plan Competition namun dinilai belum efektif untuk menciptakan pengusaha muda. Untuk dapat mencetak pengusaha-pengusaha baru dalam sebuah program IEC memang bukan sesuatu yang mudah apalagi target di awal merupakan kompetisi ide bisnis. Untuk memfollow up hal-hal tersebut butuh kerjasama dari berbagai pihak. IEC ITB 2013 tetap mentargetkan mahasiswa, namun dibagi menjadi dua kategori. Penyempurnaan ini dilakukan mengingat evaluasi IEC 2011 yang belum dinilai efektif untuk melahirkan pengusaha-pengusaha muda untuk siap menjadi tonggak.

image

1. Kategori Ide Bisnis

Ditujukan untuk mahasiswa yang belum memulai usaha.

Tujuannya: memfasilitasi dan mendorong tumbuhnya ide-ide mahasiswa dalam bidang entrepreneurship. Orientasi tahun ini lebih ke creating demand / pushing market yaitu mencoba mendorong munculnya ide-ide baru dalam bidang:

· Potensi Lokal Daerah di Indonesia

· Kolaborasi teknologi beberapa disiplin ilmu

· Social entreprise dalam memecahkan masalah sosial

· Substitute produk luar negeri

2. Kategori Start Up

Kategori ini untuk yang telah memulai usaha.

Tujuannya: membekali para wirausahawan muda dengan berbagai pengetahuan dan memfasilitasi usaha agar lebih berkembang. Orientasi tahun ini lebih ke memantapkan jaringan, pengetahuan, dan pengalaman dengan mempertemukan dengan berbagai ahli dan dan sharing pengalaman serta bertemu langsung dengan para pemodal dan expo bisnis.

Tema yang diangkat pada IEC 2013 adalah “Kewirausahaan Untuk Kemandirian Bangsa”. Entrepreneur berawal dari sebuah keadaan bangsa dan tidak hanya berorientasi terhadap dirinya sendiri melainkan melihat ke dalam lingkup yang lebih luas untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Bisnis yang mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja, keseimbangan dengan lingkungan alam, potensi lokal, dan pembuatan produk yang dapat mensubtitusi produk asing.

Tulisan ini merupakan esai ketika penulis menjadi menteri kewirausahaan kabinet KM ITB sebagai gagasan awal mengenai IEC ITB 2013 untuk diajukan ke Kongres.

Oleh : Alvian Chris Pradana


[1] Roadmap Gerakan Politik KM-ITB 2011/2012